KUALITAS BOLU KUKUS SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) DAN TEPUNG TEMPE KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis)
Sari
Bolu kukus adalah jenis makanan berupa kue yang dibuat dengan metode kukus, bertekstur lembut dan empuk, serta memiliki ciri khas mengembang dengan sisi bagian atas yang terbelah menjadi 3-5 bagian secara alami. Pemanfaatan tepung labu kuning (Cucurbita moschata) dan tepung tempe kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) dalam pembuatan bolu kukus bertujuan untuk meningkatkan kandungan serat pangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung labu kuning dan tepung tempe kacang koro pedang terhadap kualitas kimia, kandungan gizi, fisik, mikrobiologi, dan tingkat kesukaan panelis pada bolu kukus. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan variasi substitusi antara tepung gandum, tepung labu kuning, dan tepung tempe kacang koro pedang, yaitu 200:0:0 (K), 100:60:40 (A), 100:50:50 (B), dan 100:40:60 (C). Bolu kukus hasil penelitian ini diperoleh kadar air sebesar 32,80-37,11 %, kadar abu 1,26-1,70 %, kadar lemak 2,70-3,86 %, kadar protein 5,63-7,44 %, kadar karbohidrat 50,42-57,27 %, kadar serat tidak larut 4,13-6,00 %, dan kadar serat larut 2,60-3,56 %, serta hasil uji mikrobiologi yang meliputi angka lempeng total dan angka kapang khamir yang telah memenuhi syarat mutu roti manis berdasarkan SNI 01-3840-1995. Bolu kukus terbaik berdasarkan kandungan serat pangan adalah variasi substitusi 100:60:40, yaitu mengandung 6,00 % serat tidak larut dan 3,06 % serat larut.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Ademoh, N. A. (2010). Evaluation of the tensile strength of foundry cores made with hybridized binder composed of Neem oil and Nigerian gum arabic. International Journal of the Physical Science 5 (5): 557-563.
Affandi, D. R., Ishartani, D., dan Wijaya, K. (2020). Physical, chemical and sensory characteristics of jack bean (Canavalia ensiformis) tempeh flour at various drying temperature. AIP Conference Proceedings, 1–8.
Anggraini, M., Syarif, W., dan Holinesti, R. (2014). Pengaruh substitusi tepung labu kuning (Cucurbita moschata) terhadap kualitas bolu kukus. E-Journal Home Economic and Tourism, 5(1), 1–20.
Aprillanda, D. R., Andrie, M., dan Taurina, W. (2019). Uji stabilitas kadar protein dalam sediaan kapsul freeze dry fase air ekstrak ikan gabus ( channa striata ) menggunakan metode kjeldahl. Jurnal Mahasiswa Farmasi, 4(1), 1–8.
Asp, N. G., Johansson, C. G., Hallmer, H., dan Siljestroem, M. (1983). Rapid enzymatic assay of insoluble and soluble dietary fiber. Journal Agric. Food Chem. 31 (3): 476-482.
Association of Official Analytical Chemist (AOAC). (2005). Official Methods of Analysis. Association of Official Analytical Chemists, Washington.
Astawan, M. (2000). Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya, Jakarta.
Astawan, M., Wresdiyati, T., dan Ichsan, M. (2016). Karakteristik fisikokimia tepung tempe kecambah kedelai. Jurnal Gizi Pangan, 11(1), 35–42.
Astawan, M., Wresdiyati, T., dan Maknun, L. (2017). Tempe: Sumber Zat Gizi dan Komponen Bioaktif untuk Kesehatan. IPB Press, Bogor.
Badan Standardisasi Nasional. (1992). SNI 01-2891-1992 Tentang Cara Uji Makanan dan Minuman. BSN, Jakarta.
Badan Standardisasi Nasional. (2009). SNI 7388:2009 Tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Pangan. BSN, Jakarta.
Chrestella, O. Y., Pranata, F. S., dan Swasti, Y. R. (2020). Kualitas kue pukis dengan substitusi tepung kacang merah (Phaseolus vulgaris) dan tepung buah sukun (Artocarpus communis) sebagai sumber serat. Jurnal Gipas, 4(2), 131–150.
deMan, J. M. (1997). Kimia Makanan. Penerbit ITB, Bandung. Halaman 35-36.
Dewi, N. S., Parnanto, N. H. R., dan Ridwan, A. (2012). Karakteristik sifat fisikokimia tepung bengkuang (Pachyrhizus erosus) dimodifikasi secara asetilasi dengan variasi konsentrasi asam asetat selama perendaman. Jurnal TeknologI Hasil Pertanian, 5(2), 104–112.
Dewi, S. R., Agustin, M., Nurcahyo, F. A., Studi, P., Universitas, M., dan Raya, S. (2019). Inovasi dan peningkatan nilai jual produk hasil UMKM melalui pelatihan pembuatan bolu kukus berkarakter. Kaibon Abhinaya, 1(1), 35–41.
Dewi, Y. K. (2021). Nilai thiobarbituric acid (TBA) dan angka lempeng total (ALT) sponge cake beras merah, hitam dan putih selama penyimpanan. Cermin: Jurnal Penelitian 5 (1): 150-158.
Ekowati, D., dan Hanifah, I. R. (2016). Potensi tongkol jagung (Zea mays L.) sebagai sunscreen dalam sediaan hand body lotion. Jurnal Ilmiah Manuntung, 2(2), 198–207.
Fardiaz, S. dan Margino, K. (1993). Analisis Mikrobiologi Pangan. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Halaman 67-68.
Fausiah, A., dan Buqhori, I. P. Al. (2018). Karakteristik kualitas kimia daging sapi bali di pasar tradisional. AGROVITAL : Jurnal Ilmu Pertanian, 3(1), 8–10. https://doi.org/10.35329/agrovital.v3i1.213
Fitriasari, R. M. (2010). Kajian penggunaan tempe koro benguk (Mucuna pruriens) dan tempe koro pedang (Canavalia ensiformis) dengan perlakuan variasi pengecilan ukuran (pengirisan dan penggilingan) terhadap karakteristik kimia dan sensoris nugget tempe koro. Naskah Skripsi S-1. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Gilang, R., Affandi, D. R., dan Ishartani, D. (2013). Karakteristik fisik dan kimia tepung koro pedang (Canavalia ensiformis) dengan variasi perlakuan pendahuluan. Jurnal Teknosains Pangan 2 (3): 34-42.
Haliza, W., Kailaku, S. I., dan Yuliani, S. (2012). Penggunaan mixture response surface methodology pada optimasi formula brownies berbasis tepung talas Banten (Xanthosoma undipes K. Koch) sebagai alternatif pangan sumber serat. Jurnal Pascapanen 9 (2): 96-106.
Hardianti, Ansharullah, dan Rejeki, S. (2018). Pengaruh substitusi tepung wortel (Daucus carota L.) dan tepung kedelai (Glycine max) terhadap nilai gizi biskuit sebagai mpasi bagi bayi. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 3(4), 1521–1530.
Harijono, Susanto, W. H., dan Ismet, F. (2001). Studi penggunaan proporsi tepung (sorgum ketan dengan beras ketan) dan tingkat kepekatan santan yang berbeda terhadap kualitas kue semprong. Jurnal Teknologi Pertanian 2 (1): 1-11.
Hatta, H., dan Sandalayuk, M. (2020). Pengaruh penambahan tepung labu kuning terhadap kandungan karbohidrat dan protein cookies. Journal of Public Health, 3(1), 41–50.
Holinesti, R. dan Isnaini. (2020). Analisis kualitas serabi yang dihasilkan dari substitusi labu kuning. Jurnal Pendidikan Tata Boga dan Teknologi 2 (2): 47-53.
Januarta, I. P. O., Suriani, N. M., dan Damiati. (2018). Pengolahan tepung biji keluwih menjadi kue kering. Jurnal Besoparis: Pendidikan Kesejahteraan Keluarga 9 (2): 120-129.
Jensen, S., Skibsted, L. H., Kidmose, U., dan Thybo, A. K. (2015). Addition of cassava flours in bread-making: sensory and textural evaluation. Food Science and Technology 60 (1): 292-299.
Kalaminasih, D. (2013). Pengaruh proporsi kacang koro sayur (Phaseolus lunatus) dan kacang koro pedang (Canavalia ensiformis) terhadap mutu organoleptik tempe koro. Jurnal Tata Boga, 2(3), 104–113.
Kusnandar, F. (2019). Kimia Pangan Komponen Makro. Bumi Aksara, Jakarta.
Latifah, Susilowati, T., dan Erlia, T. R. (2013). Flake labu kuning (Cucurbita moschata) dengan kadar vitamin A tinggi. Jurnal Teknologi Pangan, 7(3), 213–221.
Lee, C. M., Kim, D. W., Lee, H. C., dan Lee, K. Y. (2004). Pectin microspheres for oral colon delivery: preparation using spray drying method and in vitro release of indomethacin. Biotechnology and Bioprocess Engineering 9 (1): 191-195.
Loh, M. B. A., Yiagnigni, R. A., Souley, G. Y., Fokou, E., Panyo, E. A., Kansci, G.,
Ribourg, L., dan Genot, C. (2018). Dietary fibre and vitamin E contents of five Cucurbitaceae oilseeds from different regions in Cameroon. International Journal of Current Research in Life Sciences, 7(12), 2863–2871.
Maa’idah, U. N., Palupi, C., dan Setyawati, L. S. (2020). Uji lempeng total, angka kapang khamir, dan most probable number (MPN) coliform terhadap sayap lalat rumah (Musca domestica). Jurnal MEDFARM: Farmasi dan Kesehatan 9 (1): 1-7.
Musa, S., Sanger, G., dan Dien, H. A. (2017). Komposisi kimia, senyawa bioaktif dan angka lempeng total pada rumput laut Gracilaria edulis. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan 5 (3): 90-95.
Naging, A. J. A. R. (2019). Pengaruh penambahan tepung kacang merah terhadap sifat organoleptik bolu kukus. Diploma Thesis. Politeknik Kesehatan Kemenkes, Kupang.
National Center for Biotechnology Information. (2021). PubChem Compound Summary for CID 16211032, Cellulose. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Cellulose. Diakses pada 1 November 2021.
Noviawati, D. A. S., Bintari, N. W. D., dan Sudiari, M. (2018). Cemaran angka lempeng total (ALT) dan angka kapang khamir (AKK) pada bolu kukus dengan lama penyimpanan 3 hari. Bali Medika Jurnal 5 (2): 257-264.
Nurcahyo, E., Amanto, B. S., dan Nurhartadi, E. (2014). Kajian penggunaan tepung sukun (Artocarpus communis) sebagai substitusi tepung terigu pada pembuatan mi kering.
Pangastuti, H. A., Affandi, D. R., dan Ishartani, D. (2013). Karakteristik sifat fisik dan kimia epung kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) dengan beberapa perlakuan pendahuluan. Jurnal Teknosains Pangan, 2(1), 20–29.
Patel, J. P. dan Parsania, P. H. (2018). Characterization, testing, and reinforcing materials of biodegradable composites. Dalam: Shimpi, N. G. (eds). Biodegradable and Biocompatible Polymer Composites hal. 55-79. Woodhead Publishing, Cambridge.
Pratama, R. I., Rostini, I., dan Liviawaty, E. (2014). Karakteristik biskuit dengan penambahan tepung tulang ikan jangilus (Istiophorus sp.). Jurnal Akuatika 5 (1): 30-39.
Pratiwi, A. D., Nurdjanah, S., dan Utomo, T. P. (2020). Pengaruh suhu dan lama pemanasan saat proses blansing terhadap sifat kimia, fisikokimia dan fisik tepung ubi kayu. Penelitian Pascapanen Pertanian, 17(2), 117–125.
Purnama, R. C., Retnaningsih, A., dan Aprianti, I. (2019). Perbandingan kadar protein susu cair UHT full cream pada penyimpanan suhu kamar dan suhu lemari pendingin dengan variasi lama penyimpanan dengan metode Kjeldahl. Jurnal Analis Farmasi 4 (1): 50-58.
Purnamasari, I. W., dan Putri, W. D. R. (2015). Pengaruh penambahan tepung labu kuning dan natrium bikarbonat terhadap karakteristik flake talas. Jurnal Pangan Dan Agroindustri, 3(4), 1374–1385.
Purwanto, C. C., Ishartani, D., dan Rahadian, D. (2013). Kajian sifat fisik dan kimia tepung labu kuning (Cucurbita maxima) dengan perlakuan blanching dan perendaman natrium metabisulfit (Na2S2O5). Jurnal Teknosains Pangan, 2(2),
–130.
Qomariyah, N., dan Utomo, D. (2016). Pengaruh penambahan biji lamtoro gung (Leucaena leucocephala) pada proses fermentasi tempe. Jurnal Teknologi Pangan, 7(1), 46–56.
Ramachandran, P., Dhiman, A. K., dan Attri, S. (2017). Extraction of pectin from ripe pumpkin (Cucurbita moschata Duch ex. Poir) using eco-friendly technique. Indian Journal of Ecology 44 (6): 685-689, 44(6), 685–689.
Ratmawati, D. (2012). Substitusi tepung tempe pada pembuatan kue bolu kukus terhadap kadar protein, tingkat pengembangan dan daya terima. Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Riansyah, A., Supriadi, A., dan Nopianti, R. (2013). Pengaruh perbedaan suhu dan waktu pengeringan terhadap karakteristik ikan asin sepat siam (Trichogaster pectoralis) dengan menggunakan oven. Fishtech, 2(1), 53–68.
Rismaya, R., Syamsir, E., dan Nurtama, B. (2018). Pengaruh penambahan tepung labu kuning terhadap serat pangan, karakteristik fisikokimia dan sensori muffin. Jurnal Teknologi Dan Industri Pangan, 29(1), 58–68. https://doi.org/10.6066/jtip.2018.29.1.58
See, E. F., Nadiah, W., dan Noor, A. (2007). Physico-chemical and organoleptic evaluations of wheat bread substitued with different percentage of pumpkin flour (Cucurbita moschata). ASEAN Food Journal, 14(2), 123–130.
Segura-Campos, M. R., Manrique-Reynoso, L., Chel-Guerrero, L., dan Betancur-Ancona, D. (2014). Fiber residues from Canavalia ensiformis L. seeds with potential use in food industry. Agricultural Sciences, 5(1), 1227–1236.
Setyaningsih, D., Apriantono, A., dan Sari, M. P. (2010). Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. IPB Press, Bogor. Halaman 59-60.
Sridhar, K. R., dan Sahadevan, S. (2006). Nutritional and antinutritional significance of four unconventional legumes of the genus Canavalia – a comparative study. Food Chemistry 99: 267-288, 99(1), 267–288. https://doi.org/10.1016/j.foodchem.2005.07.049
Sudarmadji, S., Haryono, B., dan Suhadi. (1997). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Liberty, Yogyakarta. Halaman 58-60.
Sugandhi, M. Z. (2016). Pengaruh perbandingan tepung biji kacang koro pedang dengan tepung tempe kacang koro pedang (Canavalia ensiformis L.) terhadap karakteristik flakes. Universitas Pasundan, Bandung.
Sunarti. (2018). Serat Pangan dalam Penanganan Sindrom Metabolik. UGM Press, Yogyakarta.
Suryani, N., Erawati, C. M., dan Amelia, S. (2018). Pengaruh proporsi tepung terigu dan tepung ampas tahu terhadap kandungan protein dan serat serta daya terima biskuit program makanan tambahan anak sekolah (PMT-AS). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan 14 (1): 11-25.
Susanti, I., Hasanah, F., Siregar, N. C., dan Supriatna, D. (2013). Potensi kacang koro pedang (Canavalia ensiformis DC) sebagai sumber protein produk pangan. Jurnal Riset Industri, 7(1), 1–13.
Triyani, A., Ishartani, D., dan Rahadian, D. A. M. (2013). Kajian karakteristik fisikokimia tepung labu kuning (Cucurbita moschata) termodifikasi dengan variasi lama perendaman dan konsentrasi asam asetat. Jurnal Teknosains Pangan, 2(2), 29–38.
Turangan, H., Rais, M., dan Fadillah, R. (2019). Analisis penggunaan tepung labu kuning (Cucurbita moschata) terhadap kualitas sosis ikan tenggiri (Scomberomorus commersonni). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 5(2), 31–42.
Winarno, F. G. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Halaman 52-53.
Wulandari, Asyik, N., dan Sadimantara, M. S. (2019). Pengaruh penambahan tepung labu kuning (Cucurbita moschata L.) terhadap uji organoleptik dan nilai gizi brownies kukus sebagai makanan selingan tinggi β-karoten. Jurnal Sains Dan Teknologi Pangan, 4(3), 2188–2203.
Yuliastuti, B. E. M., Dewi, L., dan Sucahyo, S. (2019). Perbandingan kualitas tempe ikan nila segar dan tempe ikan nila simpan beku. Bioma : Jurnal Ilmiah Biologi, 8(1), 248–264. https://doi.org/10.26877/bioma.v8i1.4682
Zai, K., Sidabalok, I., dan Asnurita. (2021). Karakteristik mutu flakes dengan substitusi tepung biji alpukat (Persea americana Mill) terhadap tepung terigu. Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan 7 (1): 10-20.
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.