PENJERNIHAN MINYAK BIJI KARET MENGGUNAKAN BERBAGAI KONSENTRASI BENTONIT DIAKTIVASI DENGAN ASAM SULFAT (H2SO4)
Sari
Minyak biji karet yang keruh bisa dijernihkan menggunakan bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat untuk penjernihan minyak biji karet, dan pengaruhnya terhadap sifat fisiko kimia minyak biji karet. Rancangan peneltian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Analisis data menggunakan Analisys Of Variant (ANOVA) dan hasil yang berbeda nyata dilanjutkan dengan uji DNMRT (Duncan’s New Multiple Range Test) pada taraf 5%. Perlakuannya yaitu penjernihan minyak biji karet dengan penambahan bentonit aktivasi sebesar 0 %, 1%, 2%, 3%, 4%, 5%. Pengamatan dilakukan terhadap sifat fisika-kimia minyak biji karet. Hasil penelitian memperlihatkan perbedaan persentase bentonit yang diaktivasi menggunakan asam sulfat (H2SO4) pada penjernihan minyak biji karet memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap nilai rendemen, kadar air, viskositas, bilangan asam, bilangan asam lemak bebas, bilangan peroksida, bilangan iod, dan bilangan penyabunan yang dihasilkan, tetapi tidak berbeda nyata terhadap nilai massa jenis minyak biji karet. Perlakuan terbaik didapatkan dengan penambahan bentonit aktivasi 3% dari jumlah minyak biji karet
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDF (English)Referensi
Aliem, M. I. 2008. Optimasi Pengempaan Biji Karet dan Sifat Fisiko-Kimia Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis) Untuk Penyamakan Kulit. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. 58 hal.
Andayani, G. N. 2008 Pengaruh Pengeringan Terhadap Sifat Fisiko-Kimia Minyak Biji Karet (Hevea brasiliensis) Untuk penyamakan Kulit. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 58 hal.
Budiman, A. 2016. Pengaruh Jumlah Katalis HCl Dalam Proses Esterifikasi Minyak Biji Karet (hevea brasiliensis) Terhadap Karekteristik Biodiesel Yang dihasilkan. [Skripsi]. Padang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. 50 hal.
Djatmiko, B. dan Widjaja A. P. 1985. Teknologi minyak dan lemak.Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
F.K. Hymore, 1996, “Effects of Some Additives on The Performance of Acid-Activated Clays in Bleaching of Palm Oil”, Applied Clay Science, 10, hal. 379-385.
Fikri, N. 2018. Karakteristik Minyak Nilam Rakyat (Non-Factory) Hasil Penjernihan Menggunakan Bentonit, Zeolit, dan Campurannya. [Skripsi]. Padang. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas. 57 Hal
Geo,E.V.,Chithirailingan P, Nagarajan. 2008. Studies on Duel Fuel Operation of Rubber Seed Oil and Its Bio-diesel With Hydrogen As The Inducted Fuel. International Journal Hydrogen Energy 33 (2): 6457-6367.
Kataren, S. 2005. Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Kumar, P., Jasra, R. V, and Bhat, T. S. G. 1995. Evolution of Porosity and Surface Acidity in Montmorillonite Clay on Acid Activation. Industrial & Engineering Chemistry Research 34 (4) 1440–1448.
Subiyantoro, 2003. Kajian Pemucatan Minyak Goreng Bekas Dengan Metode Adsorpsi dan Pengkelatan. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. 79 hal.
Suparno, O., Kartika, I.A. and Muslich. 2009. Chamois leather tanning using rubber seed oil. Journal of the Society of Leather Technologists and Chemists 93(4): 158-161
Tanjaya, A., I. Sudono, I.Nani, Suryadi. 2007. Optimasi Kondisi Operasi Pembuatan Bleaching Earth dari Bentonite Pacitan. National Conference: Design and Application of Technology.
Zulhedri, R. 2016. Pengaruh Pemberian Arang Aktif dari Tempurung Kelapa yang Telah diAktivasi dengan Asam Fosfat (H3PO4) Terhadap Sifat Fisiko Kimia Minyak Jelantah yang Dihasilkan. [Skripsi]. Padang: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. 50 hal
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.