PERTUMBUHAN BIOMASSA DAN PENYISIHAN COD MENGGUNAKAN SEQUENCING BATCH BIOFILM REACTOR (SBBR) PADA LIMBAH GREY WATER
Sari
Grey water berasal dari kegiatan mencuci, mandi dan memasak yang umumnya langsung dibuang ke saluran drainase maupun badan air penerima. Karakteristik greywater pada umumnya mengandung senyawa organik yang tinggi, sehingga diperlukan pengolahan agar tidak mencemari badan air, salah satu nya menggunakan sequencing batch biofilm reactor (SBBR) dengan tambahan biomassa mikroalga Chlorella sp. Senyawa organik yang terdapat dalam grey water akan dimanfaatkan oleh mikroalga sebagai sumber nutrisi. Tujuan penelitian adalah (1) Mengetahui jumlah maksimum sel mikroalga Chlorella sp. yang terlekat dan tersuspensi, (2) Memperoleh jumlah media biocarrier Kaldness 1 (K1) dan waktu reaksi terbaik dalam penyisihan COD pada grey water. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan jumlah media biocarrier Kaldness 1 (K1) (0, 20, 40, dan 60%) serta waktu reaksi (60, 90 dan 120 menit) dengan variable tetap waktu pengisian 90 menit, pengendapan 45 menit, pemisahan 45 menit, waktu diam 120 menit dan dilakukan dengan empat siklus, suspensi alga 25% serta kecepatan pengadukan 60 rpm. Hasil penelitian menunjukkan jumlah sel mikroalga Chlorella sp. berbasis suspensi dan terlekat berturut-turut adalah 1,73 × 106 sel/ml dan 1,32 × 106 sel/ml. Penyisihan COD terbaik terjadi pada jumlah media biocarrier Kaldness 1 (K1) 20% dan waktu reaksi selama 120 menit. Konsentrasi akhir COD diperoleh 64 mg/L dan efisiensi sebesar 78%.
Kata Kunci
Teks Lengkap:
PDFReferensi
Aygun, A., Nas, Bilgehan., Berktay, Ali., & Ates, Havva. (2013). Application of Sequencing Batch Biofilm Reactor for Treatment of Sewage Wastewater Treatment : Effect of Power Failure. Department of Environmental Engineering, Selcuk University. 52, 6 956-6965.
Bachtiar, W., & Handajani. M. (2013). Penentuan Kondisi Optimum untuk Pembentukan Biogranular Aerob dengan Sequencing Batch Reactor. Bandung: ITB.
Essa, Nadya. (2017). Aplikasi Sequencing Batch Biofiltern Granular Reactor (SBBGR) pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dalam Skala Laboratorium. Tugas Akhir. Departemen Teknik Lingkungan. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Hadiyanto & Azim, Maulana. (2012). Mikroalga Sumber Pangan dan Energi Masa Depan. Edisi pertama. Semarang: UPT UNIP Press.
Kemenkes RI. (2011). Pedoman Teknis Instalasi Pengolahan Air Limbah dengan Sistem Biofilter Anaerob Aerob pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan.
M. Makowska, E. & Maciejewska. (2016). Effect of Aeration Time on the Operation of SBR and SBBR Reactor. Acta. Sci. Pol., Formatio Circumiectus 15 (2), 105–116.
Metcalf & Eddy, Inc. (2003). Wastewater Engineering : Treatment, Disposal and Reuse. USA: McGraw-Hill, Inc.
Muttamara, S. (1996). Wastewater Characteristics. Resources, Conservation and Recycling. Vol. 16, 145–159.
Nugroho, F.L., Afiatun, E., & Kusumawardhani, D. (2004), Perbandingan Kinerja antara SBR (Sequencing Batch Reactor) dan BUT (Bioreactor Unggun Tetap) dalam Penyisihan Zat Warna Tekstil CIRO 16 dan COD, Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Pasundan.
Odegaard, H., Gisvold, B., & Strickland, J. (2000). The Influence of Carrier Size and Shape In The Moving Bed Biofilm Process. Water Sci Technol. 41(4-5) 383 – 391.
Ozturk, Arzu., Aygun, Ahmed., & Nas, Bilgehan. (2018). Application of Sequencing Batch Biofilm Reactor (SBBR) in Dairy Wastewater Treatment. Korean J. Chem. Eng. 36 (2), 248-254.
Pakpahan, Susi. (2019). Pengaruh Variasi Laju Alir Udara dan Pengadukan Terhadap Penurunan Konsentrasi Besi dan Mangan pada Air Tanah dengan Menggunakan Bubble Aerator. Skripsi. Departemen Teknik Lingkungan. Universitas Sumatera Utara.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 Tahun 2016. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
Poedjiadi, A. (2007). Dasar-dasar Biokimia. Edisi Revisi. Jakarta: UI Press.
Rajput, D. C., & Khambete, A.K. (2015). Performance of Sequencing Batch Biofilm Reactor on Low Filling Ratio to Treat Sewage. International Journal for Innovative Research in Science & Technology. Vol 1 2349 – 6010.
Rusten, B. B., Eikebrokk, Y. U., & E. Lygren. (2006). Design and Operations of the Kaldnes Moving Bed Biofilm Reactors. Aquacultural Engineering 34. 322- 331.
Said, Nusa Idaman. (2017). Teknologi Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Erlangga.
Said, Nusa Idaman., & T.I. Santoso. (2015). Penghilangan Polutan Organik dan Padatan Tersuspensi dalam Air Limbah Domestik dengan Proses Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR). Jurnal Air Indonesia. Volume 8 Nomor 1. 33-46.
Shrestha, R., Ranabhat S.R., & Tiwari M. (2013). Histopathologic Analysis of Appendectomy Specimens. Journal of Pathology of Nepal. 2, pp: 215-219.
Singh, S., Bansal, A., Jha, M. K., Dey, Purba. (2012). An Integrated Approach to Remove Cr (VI) using Immobilized Green Algae in Batch and Semi Continuous Cultures Treating Real Wastewater. Journal Bioresuource Technology. 101, 58-64.
Tan, K. A., Morad, N., Harlina, A., & Ong, S. L. (2018). Removal of COD, BOD and Nutrients in Swine Manure Wastewater Using Freshwater Green Microalgae. Malaysian Journal of Microbiology. 14(2), 187-194 Tang, M. (2014). Identifying opportunities to cultivate algae combined with wastewater recycling as a source of renewable energy in Southeast Asia. Disertasi, Master Sains dalam Energi Terbarukan, Universitas Murdoch, Murdoch.
Zhuang, L. L., Azimi, Y., Yu, D., Wang, W. L., Wu, Y. H., Dao, G. H., & Hu, H. Y. (2016). Enhanced Attached Growth of Microalgae Scenedesmus. LXI Through Ambient Bacterial Pre-Coating Of Cotton Fiber Carriers. Journal of Bioresource Technology, 1-31
Zulfarina., S.I., & Putri, H. (2013). Potential Utilization of Algae Chlorella Pyrenoidosa for Rubber Waste Management. Journal of Technology. 1(3).
Refbacks
- Saat ini tidak ada refbacks.